Barangkali, sebagianmu masih satu suara, berpikir bahwa sebuah pencapaian adalah apa-apa yang nampak oleh mata, tentang mimpi-mimpi yang jadi nyata. Dari tiada menjadi ada, dari tak dikenal menjadi ternama, dari bawah hingga jadi juara. Sibuk berkembang diri dan meninggi. Hingga sebagian energi habis karena merisaukan perkara-perkara yang tak punya terminal henti.
Sementara gagal, banyak sekali interpretasinya. Masih melajang saat usia dua puluh lima, telah 'melahirkan' banyak hal tapi tak bisa ikut berkontribusi menambah jumlah angka manusia, memilih tak bekerja layaknya mereka di luar sana, tak ikut dalam circle orang-orang yang dianggap penting di dunia nyata.
Manusia seolah dipaksa berkompetisi, menggapai dan memamerkan sesuatu, sampai-sampai jadi candu apresiasi.
Sebetulnya, tak salah memberi kaki pada mimpi, tak salah menjejaki mimpi sesuai inginnya hati. Yang salah adalah ketika manusia kehilangan keyakinan dan kebaikan saat tak hidup dalam keberlebihan.
Kalo sudah begini, jangan-jangan lupa lega hati itu apa.