Aku pikir selama ini aku sibuk. Ternyata, aku hanya sok sibuk. Sadar, banyak hal sudah aku lewatkan.
Melihat teman-teman yang sama-sama tarbiyah sejak awal, sewaktu di Surabaya, apalagi jaman kuliah dulu, duh ! mereka sudah melesat jauh dariku. Akhlaknya, ilmunya, hafalan Qur'annya, penampilannya. Jangan tanya bagaimana aku lah, yaaa. Murobbi-ku dulu, Mbak Fitri bundanya Mas Azzam, bagaimana kabarnya, ya ? Beberapa tahun terlewat begitu saja sebab memberatkan pekerjaan rumah yang selalu berkejaran dengan kedipan mata. Diri yang sering terbuai oleh kesenangan hidup. Tenggelam dalam riuh dunia hingga lalai dan abai. Sampai lupa kalau aku punya mimpi ingin membangun rumah di Surga.
Segala puji hanya untuk Allah. Dua tahun lalu, aku memberanikan diri untuk mulai melangkah lagi. Aku coba ketuk perlahan. Biidznillah, Allah bukakan lagi pintunya. Tempat dimana aku bisa belajar lagi. Aku berpikir, jika Diba yang masih duduk di taman kanak-kanak saja berani untuk mulai menghafal, mengapa aku sebagai ibunya tak turut mengusahakannya ? Lalu pelan-pelan kuperbaiki pula niat ini. Mengingat dan mengevaluasi kembali semua kealpaan dimasa lalu bersama takdir-takdir terbaik yang pernah Allah beri. Sebagai langkah tholabul ilmi untuk bekal melaksanakan amalan.
Beberapa kali, undangan kajian masuk dalam pesan whatsapp. Inginnya bisa menghadiri semuanya. Sayang, seringkali kalah dengan lelah. Baru bisa pergi kajian ke tempat-tempat yang dekat dengan rumah. Kajian di sekolah Diba, salah satunya. Saat mama-mama yang lain dengan mudah datang seorang diri, aku justu datang bersama si bungsu, sebab aku tak bisa meninggalkannya sendirian di rumah. Banyak kekhawatiran kalau-kalau dia tak nyaman duduk berlama-lama. Tapi, Masya Allah. Beberapa kali datang kajian, terkadang ia duduk dipangkuanku dengan tenang tanpa menangis atau dia justru tertidur.
(Related Post : Memorizing Qur'an )
Hari ini, aku datang kembali ke tempat yang sama. Dan takwa menjadi bahan perbincangannya. Melihat mama-mama yang lain datang dengan semangat, tekadku juga semakin kuat.
Sharing Session |
Seminar Parenting |
Sederhananya, takwa adalah sebuah keyakinan penuh tanpa tapi. Sebuah sikap penjagaan diri seorang hamba dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tentu mudah ku ucapkan, tapi belum tentu mudah ku amalkan. Butuh komitmen yang harus terus menerus diupayakan dan dijaga, khususnya dalam peribadatan kepada Allah, seperti tujuan awal penciptaan kita. Bahkan, Allah sendiri yang memberi jaminan kepada pribadi-pribadi yang bertakwa bahwa ia akan mendapatkan solusi dari setiap masalahnya dan juga mendapat rizki dari arah yang tak terduga. Ia akan diberi ketenangan meskipun sedang menghadapi urusan dunia yang tak ada habisnya. Allah akan muliakan dirinya atas kesabarannya. Allah akan karuniakan pahala kesabaran atas ketakwaannya.
Sementara bagiku, takwa itu sangat personal. Aku tak punya privilege untuk menilai takwa manusia lain, tetapi aku tetap bisa mengupayakannya. Untuk diriku, kedua orang tuaku dan keluarga kecilku. Ikhtiar yang akan aku upayakan sepanjang usia.
Sebab, aku merasa beruntung menjalani dewasa dimasa kini. Betapa luasnya ilmu Allah. Dapat kita temukan dimana saja. Semuanya relatable dengan kehidupan yang manusia jalani. Sebagai seorang ibu, semakin ku sadari pula bahwa mendidik anak tanpa landasan agama dan akidah yang baik, kita akan sulit menjadi orang tua yang kuat. Tinggal bagaimana kita belajar 'membaca peta' agar tak sesat dalam rimba informasi. Terus menerus perbaiki niat dan intens membaca sumber-sumber pengetahuan utama yaitu Al-Qur'an & Siroh yang isinya adalah lautan ilmu. Menghadiri kajian agar hari-hari penuh demi menghidupkan kembali spiritual awakening dalam diri.
Mari kita upayakan Living in The Zen Life itu. Kesibukan tak boleh membuat kita lupa tugas kita sebagai hamba. Tak perlu menunggu diri sempurna untuk mulai mempersiapkan perbekalan terbaik. Semoga Allah senantiasa membuat diri kita istiqomah di atas jalan-jalan yang Dia sukai. Memudahkan kita bertakwa sampai akhir usia. Hingga mimpi indah itu bermanifestasi menjadi Surga yang nyata ~
“Dan berbekallah, sungguh sebaik-baik bekal adalah takwa” (QS. Al-Baqarah 197)