Thursday, October 30, 2025

Toko Roti dan Sepotong Kenangan Manis

 

Bicara tentang kebahagiaan, seseorang pasti punya kenangan manis tentang bagaimana sebuah tempat bisa menjadi support system dan happy place dalam hidupnya. Sebuah tempat pelepas penat, pengurai lelah, tempat yang bisa memperbaiki mood dan menghadirkan perasaan yang menyenangkan. Aku pun demikian.


Sejak remaja hingga kini sudah menjadi ibu, aku punya happy place yang masih sama, sebuah toko roti. Bagiku, bahagianya membawa pulang roti atau cake kesukaan serupa dengan bahagianya ketika masuk ke toko buku dan akhirnya bisa memiliki buku yang sudah lama ingin ku baca. Keduanya membawaku kembali dan pulang dengan perasaan yang sama. 


(Related Post : Kue dan Sebuah Perayaan)


Ada cheese dan chocolate john kesukaan, roti kelapa, cromboloni (seasonal), lemper ayam


Semua bermula dari roti dan cake yang sering ayah bawa sepulang kerja. Dijaman itu, sekitar tahun 2000an awal, sepertinya belum banyak toko roti di kotaku. Jadi, aku selalu ingat rasa rotinya dan bentuknya yang bermacam-macam. Karena memang selalu beli roti di toko yang sama. Sayang, tak banyak yang aku ingat tentang nama atau jenisnya. Maklum, saat itu belum ada smartphone alias masih henpon jadul. Tetapi yang paling membekas dalam ingatan adalah momen akhir pekan ketika ayah selalu mengajak kami ke toko roti tersebut dan membebaskan kami untuk memilih sendiri apa-apa yang kami mau. Rasanya senang sekali. Dan Holland Bakery selalu berhasil menjawab kerinduan dan membawaku kembali ke masa-masa itu.


(Related Post : Hadiah Paling Manis)


Ketika momen lamaran adikku, misalnya. Dia memberiku mandat untuk memesan beberapa kotak Bika Ambon dan Lapis Legit di Holland Bakery sebagai salah satu hantarannya. Juga ketika momen sidang thesis suami 9 tahun lalu, sebelum ada Diba dan Dipo, kami berdua memesan suguhan untuk para dosen penguji di sini. Sekarang, tiap kali ada momen penting seperti wisuda tahfidz Diba beberapa waktu lalu atau ketika anak-anak berulang tahun, kami suka jajan roti atau cake di Holland Bakery. Demi sepotong kenangan manis.






Mudah menemukan Holland Bakery terutama di kota-kota besar. Parasnya yang putih minimalis dan khas kincir angin selalu nempel dalam ingatan para penggemarnya. Range produk mereka cukup luas. Mulai dari roti, kue tradisional, pastry, donat, pudding, cake, kue lapis, kue kering dan cookies. Ada yang selalu ready setiap hari dan ada juga yang seasonal. Beberapa di antaranya malah jadi favorit keluargaku dan biasa aku beli berulang seperti roti long john, roti kelapa, pudding kelapa, roti cokelat susu, roti sisir dan lemper. Anak-anak senang memesan pudding dan roti cokelat favorit mereka. Kalau suami suka semuanya 😆 Rasanya rich dan makan satu roti saja terkadang sudah bikin kenyang. 


Ada yang baru 'Singapore Kaya Toast'


Lemper, Bika Ambon versi Slice, Muffin dan Roti John. Selalu repurchase


Pudding Kelapa & Pudding Pelangi favorit anak-anak


Kue Lebaran Terfavorit


Roti Almond ini juga enak banget !



Roti sisir jadul yang super lembut


Ini bukan hanya sekedar toko roti, bukan hanya soal rasa, melainkan juga happy place pembangkit kenangan manis semasa remaja. Yang selalu ingin aku 'ulang' saat ini bersama suami, anak-anak dan bestie tersayang (you know who you are) ~

Sunday, October 26, 2025

Sebuah Instrumen Pendekatan

 

Pada banyak waktu, perempuan itu merasa, 'dekat' adalah sebentuk anugrah yang memudahkan banyak hal dalam hidup. Bagi dunianya, bisa memilih institusi pendidikan anak-anak yang bergaya hidup dekat dengan Al-Qur'an dan Sunnah, terlebih dekat dengan rumah adalah sebentuk nikmat yang selalu ada dalam syukurnya. Ditambah lagi memiliki tempat tinggal yang dekat dengan masjid. Di sisi hidup yang lain, menjalin kedekatan dengan kawan-kawan yang suportif, menjaga kedekatan dengan orang-orang yang tak diragukan lagi ketulusannya, memiliki anak-anak yang mengingat Kalamullah, serta hati yang selalu dekat dengan suami dan orang tua adalah sebuah jalan menuju tenang. Sebentuk nikmat yang akan sungguh-sungguh ia upayakan sepanjang usia.


Itu baru dekat dengan manusia. Kebayang, kan,  bagaimana tenangnya jika hati selalu dekat dengan Pemilik Semesta (?)



Begitu Banyak Kenangan Baik Di sini (Place : Masjid Al-Aqsho)


Memulai Perjalanan Baru Di sini (Place : Masjid Al-Amin)


Padahal, Allah selalu dekat. Tak pernah menjauh. Bahkan Dia ada dalam setiap helaan nafas. Dia beri instrumen pendekatannya agar tak hanya dekat tetapi juga menjadi nikmat. Tak hanya satu, namun banyak jalannya. Satu tantangannya, nikmat kedekatan itu hanya Dia beri bagi manusia yang bersungguh-sungguh menempuh jalan-jalan yang diridhoi-Nya.


Perempuan itu sadar betul ia tak memiliki banyak tabungan kebaikan. Ia hanya miliki jiwa yang tak ingin menyerah di tengah dunia yang penuh lelah. Hati yang memilih untuk terus bersama-Nya. Dan sungguh tak mudah. Namun, ia upayakan selalu akhir malam itu. Waktu-waktu dimana diri jauh dari bising dunia. Berdiri dan mengangkat takbir sedikit lebih lama. Terselip rasa-rasa tidak pantas, tetapi ia terus melafalkannya. Membaca... membaca… sambil mengingat arti dari apa-apa yang sedang ia lafalkan. Merasakan mata yang mulai berkaca-kaca dan mulut yang gemetar.


... Dan berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk (QS. Al-Baqarah 238)


Sebab teringat semuanya. Tentang banyak sekali hal yang sudah ia lalui, bersama nikmat yang sudah Dia beri. Duduk, diam, sendiri dan hanya ingin berlama-lama larut dalam doa. Meminta dipahamkan atas apa-apa yang tidak ia ketahui. Hingga tersadar bahwa yang Allah takdirkan untuknya semua adalah kebaikan. Lalu pecah tangisnya.


Allah tak pernah pergi dan membiarkannya sendiri. Allah izinkan ia melangkah sampai sejauh ini, bersama orang-orang yang ia sayangi dan menyayanginya, dengan begitu banyak kebaikan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.


Laa hawlaa wallaa kuwwatta illa billah ~

Tuesday, October 21, 2025

Dapur Solo, Resto Masakan Jawa Kegemaran Keluarga

 

Ketika berkunjung ke satu daerah dengan perjalanan darat yang memakan waktu cukup lama, bagian yang paling menyenangkan bagi saya sesampainya di lokasi adalah nemu tempat makan dengan konsep prasmanan. Pas perut lagi lapar-laparnya dan kita bebas pilih beragam masakan yang tersaji di depan mata. Sama seperti teman-teman dari Surabaya ketika berkunjung ke Solo. Biasanya mereka minta rekomendasi tempat makan prasmanan yang menunya otentik ala warteg, tempatnya asri dan parkirannya luas. Tentu saja yang pertama akan saya tunjuk adalah resto masakan Jawa kegemaran keluarga kami, Dapur Solo Edupark.


Sewaktu hamil Diba dulu, saya nyaris tiap hari sarapan di sini. Kebetulan tinggal nyebrang saja dari rumah. Sekarang, tiap kali ayah mama ada jadwal kunjungan ke PPMI Assalaam atau ketika si Bayu lagi cuti dan main ke rumah, pilihan tempat makan siang mereka juga masih sama. Dapur Solo Edupark yang menyajikan beragam masakan Jawa & cocok dengan selera kami sekeluarga.


Resto ini juga cocok untuk rombongan. Pintu masuknya lebar dan parkir bus memadai. Buka sedari pagi, tapi menunya lebih lengkap menjelang siang. Prime time makan siang selalu ramai. tapi line antrian perlu di improve menurutku supaya kita-kita di luar rombongan nggak antri terlalu lama dan sirkulasi pengunjung tetap rapi. Kalau pengin kemari bareng 4 sampai 5 orang keluarga kecil dihari Sabtu atau Minggu, saya sarankan untuk melipir sedikit makannya ke gazebo belakang. Selain view airnya apik, ambience-nya bikin betah, tempatnya juga lebih private dan nyaman. 


Sop Iga, Tengkleng, Udang Bakar dan Nasi Campur Sambel Goreng Kentang Mie


Sop Iga, Sambel Goreng Kentang, Capcay Goreng & Sambal Terasinya Enaaak !


Lesehan di Gazebo Belakang Dapur Solo


Full senyum sudah kenyang 


Lihat deh pemandangan gazebo di belakang 😇




September 2025 : foto di bagian belakang Dapur Solo sebelum pulang



Lokasinya berada satu lahan dengan Edutorium UMS dekat dengan akses jalan besar dan pintu masuk utama. Ada ruang VIP untuk tempat meeting atau private wedding. Musholla-nya nyaman dan kamar mandinya bersih. Penataan meja prasmanannya apik. Menu nusantara yang 'ramah' rombongan dan ada opsi menu untuk anak. Lauk pauknya ditempatkan pada daun pisang yang ditaruh di atas kendi. Selain nasi putih juga ada pilihan nasi merah, jadi yang lagi atur-atur BB jangan takut makan enak di sini yaa 😁 Menu andalan mereka yang terkenal sebetulnya Sop Iga atau Asem-asem Iga. Tapi, menu prasmanannya juga enak-enak banget dan cocok di aku !


Ada opor ayam yang dagingnya empuk, kuahnya kental, gurih dan potongannya gede banget. Bisa dikombinasi dengan beberapa pilihan menu pendamping seperti sambel goreng kentang, oseng tempe, oseng mie, oseng terong. Lalu ada bermacam gorengan kesukaan warga kayak sosis solo, bakwan jagung, bakwan sayur, perkedel, tempe mendoan, tahu bacem, tahu bakso dan teman-temannya. Juga pletikan enak kayak emping belinjo manis atau asin.


Ayah biasanya ambil menu yang ringan-ringan kayak sayur asem, urap atau pecel dengan lauk ayam goreng atau telur dadar. Selain telur dadar, juga ada telur ceplok, telur bacem dan telur balado. Nggak boleh lupa sambel terasinya. Kalau mama sudah pasti ngambil sop iga atau empal daging. Sementara pak suami lebih suka nasi campur yang sudah pasti bikin kenyang dan puas 😁 Bagi yang pengin menu tunggal segar-segar ada tengkleng. Jangan khawatir untuk membawa serta bocil yaaa, ada opsi sayur sop atau bakso yang cocok untuk menu makan mereka.


Untuk minumannya yang pasti ada teh dan jeruk. Ada display cooler yang di dalamnya ada minuman-minuman dingin. Eskrim dan yogurt juga ada. Bermacam jus segar selalu tampil terdepan.  


Opor Ayam dan Udang Goreng. Enak loh 😉  



Kabari yaaa kalau kalian makan di sini 🥰

Saturday, October 18, 2025

Modesty Inside and Out


In the mid of 2003, I had a choice in the first place. I decided to wear hijab in the first year of high school. And being a part of minority was so challenging at that time. Until I had a moment of doubt. But, the interesting and coincidence part was my daily school uniform 'support' my personal decision to wear hijab, Masya Allah. I feel like the universe bless my decision.


At that moment, I just feel good and enough when dress in casual. I played it mostly safe with long-sleeve blouse and dark jeans because I just learned to fit in.




Year after year, I realized, dress nicely is more than just feel good and look good. It's about finding personal sense of comfort and dress respectably. 


It started when I'm studying currently in university nineteen years ago. Since the first-year students, I would love to get involved in Muslim Student Association in college and join an Islamic club, for some reason. Strengthen my faith, finding calm in the storm of busyness, and connecting with my new circle. A new friend. A gorgeous woman with a beautiful soul. She's a Hafidzah. Proactive in Islamic organization and Student Executive Board (BEM). Her student number were below to me, so we often be a teamwork in a practicum project on the first level. LPDP awardee, graduate with Ph.D in Scotland & now she's a lecturer in our university. Her horizontal and vertical relationship so impressive. She's inspire me in so many ways, Masya Allah. A woman who dress modesty with long hijab and enjoying simple dress everyday with longer garments from the first day I met her. She represent modesty inside and out. Hafidzahullah. Hay Zen, I miss you.


A Letter that She Wrote to Me


Over time, I began exploring a lot about my comfort. How dress should work for me, how I want to present myself and finally finding my comfort of style. Alhamdulillah. As the time goes by, I realized, my effort to beautify myself shouldn't be limited only about the dress I wear.


More than that, it's about beautify inside of me...


The way I'm thinking, the way I'm speaking, the way I give a reaction, the way I grow my relationship with Allah, how to be a good Muslim, how to increase the knowledge, how to maintain health, how to spread positive energy, how to contribute at society, how to stay down to earth. Self respect & spiritual awareness. Modesty inside and out.


It's a part of Faith ~


Dear Me, twenty two years and forever, I will always try to Fix you ~

Thursday, October 16, 2025

Nasi Liwet Sunda for Blessing (Again)

 

For me, food is more than just a meal. More than just a life survival. More than just filling a stomach. But, in my memory, they were about blessed and nostalgia. A great things to socialize with the loved and the respected ones. I think everyone would agree with this. So, by the reason, I have a special board about special food I've ever eaten on my Pinterest ❤

(Related Post : Happy Food)


Please Welcome "Nasi Liwet Sunda" a Full Vibes Home Meal


Not forgetting the sweet one


Personally, I love to celebrate live, love and happiest moments in life with food. Express relationship, family gathering, offer thanks, appreciation, small gift, personal achievement and sooo many. Especially my birthday and our wedding anniversary. Not a big celebration, yes. Because  for me it's just about thoughtful way for blessings ❤

(Related Post : My Previous Liwetan)


Like two weeks ago, my husband with three of his closest workmate got a special achievement. Of course, they deserve a celebration for the hard work. Instead of congratulation party, they're prefer to celebrate it with calm and blessing. So we ordered a full vibes home meal for them. A central element that connection. A little reward for achieving something they are wait, reflecting their level of closeness and recognize their workmate who give them full support. Alhamdulillah, everyone celebrate it happily. And those Nasi Liwet Sunda contribute to those feelings ❤


And nothing says blessings more than a good food and a sweet thank-you note, right (?) 


❤ A Sweet Thank-You Note ❤



Congratulations on Your Achievement, Love ~