Monday, January 13, 2025

Charismatic Winning Heart

 

Karisma itu 50% expertise dan 50% genuine personality


Ehm... Pernah kan bertemu seseorang yang pembawaannya spesial ? Bukan soal penampilan, bukan soal kekayaan, tapi tentang caranya memperlakukan sesuatu. Punya hal-hal kecil yang jadi identitas pribadinya. Punya kesenangan yang konsisten dia explore diwaktu luangnya. Meskipun kadang terlihat dingin, tapi tetap charming. Pengetahuannya cukup luas tapi tetap membumi. Tak banyak bicara, tapi tetap saja ada rasa nyaman tiap kali ngobrol dengannya. Sebab, ia selalu membuatmu merasa didengarkan dan ceritamu tak akan bocor kemana-mana.








Ketika kebanyakan orang takut terlihat tak mengerti apa-apa, ia justru santai mengakui ketidak-tahuannya. Ia paham, mengakui ketidak-tahuan justru membuatnya punya kesempatan mencari tahu dan belajar banyak hal. 


Perihal gosip. Baginya, tak semua cerita yang sampai ke telinga atau bahkan di depan mata perlu ditanggapi. Sebab ia tak merasa perlu tahu apalagi terlibat dalam semua hal. Meskipun begitu, ia punya radar membaca situasi dan peka dengan energi di sekitarnya. Membuatnya tahu betul kapan harus diam dan kapan waktu yang tepat untuk bicara. Dan dia sangat berhati-hati dengan apapun yang keluar dari mulutnya. Dengan karakter yang demikian, agak sulit untuk mengajaknya julid dan bicara aib orang, wkwk. Saat yang lain bersuara, ia tenang mengamati. Saat yang lain sibuk adu argumen, ia mendengarkan dengan baik, sebuah kemampuan yang tak semua orang mau melakukannya.


Seseorang yang membuatmu merasa terhubung secara emosional dan kamu tak ragu menaruh rasa percaya yang besar pada dirinya. Sederhana dan karismatik. Seseorang yang tak berusaha mengikuti standar dunia, tetapi benar-benar yakin akan pilihan hidupnya sendiri. Punya kendali diri dan jago mengelola emosi. Bisa bercanda, kok, tapi kamu tak mungkin bisa melempar canda kelewat batas dengannya. Sikapnya yang selalu tenang dalam kondisi apapun, membuatmu merasa aman. Santai, tapi tahu kapan harus serius. Pembawaannya tenang, seolah tak punya keraguan atas apapun. Iya, dia tak pernah ragu memperjuangkan hal-hal yang ia yakini dengan sepenuh hati. Termasuk keyakinan akan Tuhannya. Sebab semua keyakinannya itu benar-benar tumbuh dari dalam. Dari keluasan hatinya.


Bayangin... menghabiskan waktu sepanjang usia dengan seseorang yang (bagimu) punya kualitas seimbang antara keduanya.


I know. There are always two side of story in everything. Maybe this man isn't perfectly like I said, but he's always winning my heart ~

Monday, December 23, 2024

Hadiah Paling Manis


Pengalaman pertama selalu lebih kuat merekam kenangan



Aku sudah mengaguminya sejak kelahirannya...



~ Hadiah Paling Manis ~


Ya, dia adalah cerita dan cinta pertama. Kabar gembira sekaligus pergulatan menghadapi rasa cemas untuk pertama kali bagi ayahnya dan aku ibunya. Sejak Pemilik Semesta mempersilahkannya hadir ke dunia, ia menjadi pengalaman pertama yang membuat kami mengambil banyak pelajaran. Doa yang ayahnya panjatkan, doa yang aku langitkan, doa dari banyak orang yang dihadiahkan untuknya, doa-doa yang sampai ke telinganya menjelma menjadi ekspektasi tanpa jeda. Dia, si anak pertama yang menjalani hari-hari penuh perhatian. Meskipun ia justru tumbuh dan belajar banyak hal sendirian.


Senyum itu merekah ketika si adik lahir, sebab ia tahu akan punya teman bermain. Barangkali, ia tak pernah berpikir sedikit pun bahwa keadaan akan berubah. Hari-hari yang penuh perhatian, sejak saat itu harus rela ia bagi. Hari-harinya tak hanya menjadi ramai, tetapi juga penuh uji nyali. Ia harus berbagi mainannya, ia harus berbagi makanan kesukaannya. Suara keras ibunya saban hari bagai menembus lapisan teratas bumi, hanya untuk memintanya mengalah dan memahami adik. 


Dia, si anak pertama yang lebih banyak menyimpan perasaannya sendiri. Bukan pendiam, tetapi memang tak pernah terang-terangan menyuarakan keinginannya. Ia amati semua dalam diam dan tetap ia upayakan sendiri. Pernah suatu ketika hujan turun cukup deras, dia ingin Magrib di masjid seperti biasanya dan aku melarangnya pergi sendiri. Hatinya mungkin jadi sedikit rapuh, sebab yang ingin ia tuju belum sampai. Setengah jam kemudian, aku melihat payung kecilnya basah. Rupanya ia tetap pergi diam-diam. Seringkali juga, suara air mengalir dan denting piring terdengar dari dapur, eh ternyata dia belajar mencuci piringnya sendiri sambil menjinjit. Seolah ingin membuktikan bahwa ia bisa melampaui batasan dalam dirinya. 


Dia, si anak pertama yang sedari kecil tertarik dengan warna. Momen ulang tahun yang kedua adalah pertama kalinya ia memegang bermacam peralatan menggambar dan mewarnai. Ia juga senang mandi hujan dan berlarian kesana kemari seperti anak-anak lainnya. Satu setengah tahun belakangan, ia sedang berupaya menghafal Juz Amma, tanpa pernah berucap ingin menjadi apa. Sudah lebih dua puluh lima Surah. Sebuah hadiah paling manis yang ia berikan untuk ayah ibunya.


~ Dia yang selalu 'mewarnai' hari-hari Ayah & Ibunya ~ 


~ Kue Cantik untuk Si Anak Manis yang Wisuda Tahfidz ~


Selama enam tahun, ia tumbuh dalam kesederhanaan dan pembiasaan dalam kondisi apapun. Ternyata ia lebih kuat dari yang ku duga. Si pengamat paling ulung dan representasi kakak yang galak ! Ya, dia adalah rival terbaik bagi adiknya. Kadang akur, banyak usilnya. Anak pertama yang sering diajak bicara serius oleh ibunya meskipun ia masih terlalu kecil untuk memahaminya. Mungkin, aku tak selalu pandai memahami pikirannya, tapi yang aku tahu pasti, dia adalah anak pertama yang paham betul atas apa-apa yang ia mau. Dan itu mengagumkan !


Hari-hari bergulir menuju tanggal ini : dua puluh. Di Jumat minggu ketiga Desember tahun ini menjadi penanda usianya yang kini enam. 


Untukmu, Faradiba, yang telah memberi banyak : Semoga Pemilik Semesta selalu menjagamu, memberkahimu dengan kesehatan yang prima dan kasih sayang yang berlimpah, juga memberimu banyak kebaikan sepanjang usia ~


(Hari Ibu, 22 Desember 2024)

Wednesday, November 20, 2024

Birthday : A Time to Contemplate

 

Let's start with this : no one would buy a cake for everyday. But, most of the time, beautiful cake has a special way of creating a joy. It represents the joy and sweetness of life, especially for her. It isn't about a celebration, but it's about how she associate her emotions with it. Because It brings her favorite people together. Especially for the moment of Eid Al-Fitri or birthday, the most favorite day in her life.


Thinking about those day in her life, she knows what she truly needed - a time to contemplate. Taking time to pause. Let herself feel deep. Re-evaluate everything. Every part of her life. How her relationship with Allah SWT, how her relationship with family, how her relationship with other people. Contemplate her own fault. Contemplate how blessed she is for all the good friends in her life. Contemplate how grateful she is for the hard lessons and the wonderful memories in life. 


It was Wednesday, the 20nd of November

The Day when Her Creator Choose for Her





~ Birthday Cake, surprise from My Lovely Sister, Mbak Amar ~


~ Jazakillahu khoir for the surprise & the friendship. 12 years and forever ~


Aku tak pernah sekalipun menceritakannya. Bukan, bukan karena dia tak istimewa. Justru karena ketulusan atas semua kebaikannya tak bisa ku gambarkan dengan apapun. Sudah berapa purnama yang ia lewatkan bersamaku meskipun kami sempat beberapa tahun terpisah jauh. Dua belas tahun bagiku bukan waktu yang sebentar untuk saling mengetahui dan memahami satu sama lain. Menerima diri yang biasa-biasa saja ini. Termasuk mengenal dan mencintai keluargaku. Dia yang juga menyayangi anak-anak dengan hati dan jiwanya ~



~ With my bodyguard ~


Sometimes, she's still somehow strangely nostalgic for the old days, where life was simple and quiet, where life was cute and beautiful like her favorite cake. The days where she could find peace in every pages books she read. Also the days where she made a super big mistakes.


But, all of it, has brought her to this moment, today. The miracles to describe how Allah SWT really loves her. To guide her being a better mom and a better Muslim. 


May this day raise brightly, this year beautifully and life be blessed eternally (like her husband said)


Eat the cake with great pleasure, said "Aamiin" to every doa and enjoy the day with the heart full of Alhamdulillah ~

Monday, November 11, 2024

Rediscovering Sisterhood. Let's Go Higher and Deeper ~

 

My Dear Gorgeous Sister...


~ Bestie ~


~ Sister Fillah until Jannah ~



Thank you for coming into my life. I choose you and thank you for choosing me too. No, no, not because we often meet and connected. Not because our life partner is a workmate. Not because we always agree on everything. Not because we have the same opinion or personalities. But because our interests allow us to forge bond based on something much more deeper. I want all of you, be a paragraph in my life's stories I want to be remembered. To see the world on similar lenses. 



I remember the moment when we first met at an Iftaar gathering event on the last week of March. The moment we reconnect in the second met at Segoro Gunung on September. It's really a bonding experience. Of course we immediately clicked over our shared profession as a wife, lol. From the little seeds and then blossom. Naturally gravitates toward you for some reasons that I can’t explain. Share things in real life. Even the real profession of our lives looked pretty different :


Mbak Yaya, a lovable lecturer, four years younger than me. Mbak Chekly, a cheerful candidate for head of village, two years younger than me. Mbak Nisa, a bright spark teacher, three years older than me. And me... a little poetristic housewife.


We came from different level of age, but all of you and I both were appropriate


I know for real, it takes a lot of times to built strong bond and not always easy to make friends in adulthood. It's difficult to grow with some people if we're both growing in opposite paths. But I often hear that we will be friends with those whom our souls recognize. And I just want a friend who support me on my relationship with Allah. True friends that love and remind each others of Allah SWT. 



~ Little Miracle that Allah SWT Puts in My Life ~






Alhamdulillah ! We achieved the seemingly unachievable. We've learned how to stay close. Trying to understand each other's perspective and known on deeper level. Feel joy and comfort in each other's talk. Express our deepest thoughts. Making some plans into action. I see the full effort all of you put in. The kindness that you show me in a warm ways. Set out to meet, look out for each other, to listen and see where it goes in a simple-beautiful ways.


Sometimes, all woman needs is an ear to listen. We did it. But, you know, more than that, I'm grateful our values are aligned : Tawakkul as copying mechanism in friendship. Truly believe that the ones worth keeping around are those who makes us to be a better Muslim and human being. I can find parts of myself and still have fun with you. And the most important thing, it isn't just one-sided thing :)


Maybe... Someday... We're not made for deep conversations. We're making mistakes and heartbreaks. Unawareness or self-centerness at times. But, I always hope we learn from those experience, talk about it well, practice forgiveness and grow as a person.



Ya Allah... Anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya karena mengharap keridhaan-Mu {Ibnu Umar}



With you... My girls who I cherish and admire. My girls who loves me for the same reason. My girls who value me for who I am. I love you for the sake of Allah ~


Wednesday, November 6, 2024

Kembali ke Alam

 

Pergi ke alam, walaupun sebentar, ternyata cukup ampuh menjadi terapi untuk menenangkan diri dari berbagai kesibukan tanpa jeda. Keinginan itu akhirnya terpenuhi sebulan lalu ketika kami berplesir ke kediaman salah satu teman di Desa Segoro Gunung, Karanganyar.





Segoro Gunung


Kami sampai ketika waktu menunjukkan pukul sebelas lebih, hampir mendekati Dhuhur. Ajaibnya, udara masih terasa sejuk dan segar. Tak ada bising motor kebut-kebutan. Aku sempat berkeliling sebentar. Suasananya mirip-mirip dengan desa tempat tinggal ayah selepas pensiun. Lingkungannya terasa hidup, hijau-hijau sejauh mata memandang. Vibes-nya seperti game Harvest Moon. Sebagai orang yang dikit-dikit gobyosan, di sini aku merasa bisa bernafas dan bergerak dengan lebih leluasa.






Lihat hamparan langit di belakang atas kita ~






Orang-orang di Desa Segoro Gunung, rupanya terbiasa menghadirkan makanan sehari-hari dari bahan mentah yang dihasilkan sendiri dengan bercocok tanam atau berkebun di pekarangan rumah. Ada pula yang bertani bersama kelompok lain. Pagi-pagi sekali, mereka sudah berangkat dengan membawa bekal. Karena berada pada dataran tinggi, sayur mayur bertumbuh baik di sini. Beberapa hasilnya seperti kentang, tomat, wortel, kubis, kol, buncis, sawi, daun bawang dan lainnya, mereka sulap menjadi menu makanan untuk disantap bareng keluarga. Sangking berlimpahnya, boleh ku tebak, mereka tak mungkin mengalami defisit bahan makanan. 


Terlepas dari problematika yang mereka hadapi yang barangkali aku tidak tahu, bagiku, merekalah garda terdepan pelestari alam. Sebab, merekalah orang-orang yang hidup berdampingan dengan alam. Merekalah orang-orang yang terlibat langsung dengan produksi bahan makanan kita. Merekalah petani-petani sayur yang survive memanfaatkan lingkungan di sekitarnya. Air alam betul-betul dimanfaatkan untuk mengairi lahan dan menyirami sayur mayurnya. Kalau sedang tidak punya stok sayur, mereka biasa langsung nyuwun ke tetangga. Seperti yang diceritakan oleh ibu teman kami. 


Di sisi kehidupan yang lain, hidup di desa ternyata juga tidak sesederhana isi kepalaku. Waktu si Ibu bercerita soal ini, seketika aku jadi teringat cerita ayah yang sama persis. Hajatan bukanlah perkara sepele. Rangkaian acaranya bisa memakan waktu berhari-hari. Tetangga sudah seperti keluarga sendiri. Jadi, kapan pun tetangga punya acara, kita harus siap jadi sobat rewang. Seperti ketika tetangga depan rumah si ibu punya hajatan. Dan, nyatanya, mereka benar-benar tak keberatan sama sekali untuk itu. Senang-senang saja. 


Tepat setelah Dhuhur, Ibu sudah menyuruh kami masuk rumah untuk makan siang. Sop daging sapi, tempe mendoan, ayam goreng plus sambal dan lalapannya sudah melambai-lambai di depan mata. Tak perlu ditanya lagi bagaimana enaknya. Gasss pwoool. Mau nambah, malu, hwahaha. Feel-nya benar-benar berasa dapat banget sebab tahu semua bahan-bahannya dari hasil kebun yang diolah sendiri.


Pesta Sop Daging & Mendoan ~


Tak hanya bahagiaku yang bertumbuh. Plesiran kali ini juga membuka mataku soal kehidupan petani sayur mayur. Waktu kami berpamitan pulang, beliau sibuk membekali kami dengan seplastik penuh oleh-oleh. Tebak isinya apa ? Iya guys... sayur mayur. Untuk pertama kalinya, plesiran, membawa pulang oleh-oleh hasil bumi.




Semoga, sepanjang tahun, tak ada jeda untuk membiarkan lahan terbengkalai tanpa tanaman sayur mayur yang tumbuh subur, di sini ~